Inilah salah satu pasar yang telah direvitalisasi dan
kini menjadi perbincangan warga Ibu Kota.
Menyiapkan
Mie Tahu Telur Bumbu Pecel untuk pelanggan yang kini berdatangan ke Pasar Santa
di bilangan Jakarta Selatan. Inilah salah satu menu andalan kedai makanan
‘17th Chef’s. (Nurul Kusumawardani)
Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan yang tempat berjualannya para pedagang sayur, ikan, dan makanan pokok
lainnya kini menjadi perbincangan masyarakat. Anak hipster Jakarta sekarang
sudah mau nongkrong di Pasar Santa. Walau di dalam pasar, tapi anak-anak muda
itu nyaman berada di Pasar Santa.
Beberapa outlet-outlet di
Pasar Santa seperti ABCD Coffee, Bear & Co, Papricano, Sub Store, dan 17th
Chef's mengundang banyak pengunjung.
Seorang satpam mengaku sekarang
Pasar Santa sudah ramai, terlebih lagi saat akhir pekan. Pasar Santa makin
banyak yang kunjungi, bahkan di lantai satu penuh oleh pengunjung.
Kedai makanan 17th Chef’s yang
terdiri dari 17 Chef, ikut membuka usaha di Pasar Santa, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan yang kini menjadi perbincangan warga. (Nurul Kusumawardani)
Selain itu, dampak ramainya Pasar
Santa tengah dirasakan Rukiyah seorang penjahit yang sudah enam tahun di Pasar
Santa lantai satu. Rukiyah yang sering dipanggil Eka mengaku pemasukan
bertambah. "Sekarang lebih ramai, dan pemasukan juga bertambah," ujar
Eka, perempuan paro baya yang mengenakan kerudung itu.
Eka mengaku kalau sebenarnya agak
risih karena suasana yang dulu sepi kini menjadi ramai dan berisik. "Ya
risih karena orang tua, kan nyamannya begini (sepi) tapi hari senin selasa
masih santai karena toko yang lain tutup" ujar Eka.
Menurutnya ia membuka usaha menjahit
sejak tahun 1969. Dulu kondisi di Pasar Santa jelek dan dibangun lagi sampai
beberapa kali. Kios yang dipakai bu Eka pun sudah milik sendiri karena sejak
dulu ia sudah mencicil.
"Kiosnya sudah milik sendiri,
dicicil selama dua tahun, dan dapat asuransi karena sekalian cicil
asuransi," tambah Eka. Namun sekarang di Pasar Santa sudah tidak ada lagi
asuransi.
Lain halnya dengan pengunjung Andina
dan Bunga. Mereka berdua yang bekerja di kantor belakang Pasar Santa, tidak
tahu kalau di Pasar Santa Lantai satu banyak outlet-outlet makanan,
minuman, dan clothing.
Pengunjung
17th Chef’s akan menikmati sajian andalan kedai makanan ini. Nasi goreng dan
mie rebus spesial memang sangat pas dinikmati seusai beraktivitas pada hari
itu. (Nurul Kusumawardani)
"Awal tahunya dari ibu penjual cemilan di bawah,
karena kalau ke sini cuma beli cemilan aja," ujar Andina.
"Tahunya juga karena lagi rame di sosial media," tambah Bunga.
"Belum ada makanan favorit karena masih coba-coba
semua makanan yang ada di sini," ujar Andina saat ditanya makanan favorit
di Pasar Santa.
Andina dan Bunga mengaku hampir
setiap hari ke Pasar Santa karena tempatnya terjangkau dan harga makanannya
relatif murah.
Bunga mengaku cukup bangga kepada
wirausahawan muda karena bisa membangun pasar lebih modern dan menciptakan
pasar yang biasanya dipandang sebelah mata kini menjadi daya tarik yang luar
biasa.
(Nurul
Kusumawardani)
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/11/ayo-kembali-ke-pasar-tradisional-kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar