Buat turis Bali, pilihan akomodasi hotel yang
berlokasi di pusat kota, kini sudah bergeser ke vila-vila di tebing atau
persawahan.
Sejumlah turis dari
negara kawasan Eropa rata-rata mengalami peningkatan tujuh persen ke Bali dan
kondisi itu tetap perlu diimbangan dengan promosi yang lebih gencar sehingga
keingintahuan calon turis di sana merealisasikan datang ke Pulau
Dewata.
Pemerintah
harus tetap melakukan kegiatan promosi pariwisata ke negara-negara di kawasan
Eropa, mengingat masyarakat asal sejumlah negara itu sangat potensial.
"Permintaan
promosi ke Eropa karena masyarakat negeri itu potensial melakukan perjalanan
wisata ke luar negeri, dan Bali yang kaya akan seni budaya sangat cocok bagi
mereka," kata Pengamat Pariwisata, Dewa Rai Budiasa di Denpasar, Selasa
(25/11).
"Kalau
Bali kurang mampu berpromosi ke Eropa, pemerintah pusat perlu lebih intensif
melakukan usaha ke arah itu untuk bisa menarik lebih banyak masyarakat
internasional termasuk turis Eropa datang berlibur ke negeri
ini," ujar Dewa Rai.
Apalagi
perusahaan penerbangan Garuda Indonesia dan penerbangan internasional negara
lainnya semakin gencar melakukan penerbangan mengambil lintasan dari Eropa ke
Indonesia dan sebaliknya, maka wajar kalau turis Eropa semakin banyak
ke Indonesia.
Ada sejumlah
negara Eropa yang termasuk sepuluh besar pemasok turis asing ke Bali
seperti Perancis yang ada di peringkat tujuh besar, dengan jumlah kunjungan
113.966 orang selama Januari-Oktober 2014 naik dari sebelumnya hanya 106.063
orang.
Turis
berkebangsaan Inggris ada di urutan ke delapan dengan angka 107.736 orang turis
dalam periode sepuluh bulan 2014; bertambah 7,08 persen daripada tahun 2013.
Pelancong Jerman bertambah 10 persen dari 82.199 orang menjadi 90.534 orang per
Januari-Oktober 2014.
Bertambah
banyak wisatawan asal negara di kawasan itu maka total kunjungan
turis Eropa ke Bali tercatat sebanyak 634.752 orang selama Januari-Oktober
2014, atau mencapai 20 persen dari seluruh turis asing yang datang ke
Bali.
Dewa Rai
Budiasa menilai, perilaku wisatawan asing yang datang ke Bali mulai berubah,
terutama dalam memilih lokasi penginapan.
Pada sekitar
tahun 1980-an mereka yang berlibur ke sini umumnya menyenangi penginapan di
pantai baik itu di Kuta, Sanur maupun Nusa Dua, Kabupaten Badung.
Perilaku wisatawan asing yang ke
Bali mulai bergeser dalam memilih lokasi penginapan.
Saat ini,
mereka sudah beralih ke bangunan vila yang muncul menjamur di daerah persawahan
di daerah ini. Tidak mengherankan kalau penginapan elite muncul di daerah
pertanian, kawasan tebing sungai di kawasan wisata Ubud ataupun Payangan
Kabupaten Gianyar.
Menurut
Budiasa, wisatawan luar negeri yang datang berlibur ke Pulau Dewata, umumnya
menginginkan ketenangan batin, mengingat di negerinya sudah sibuk dari berbagai
aktivitas yang sangat melelahkan.
Turis asing
yang mencari ketenangan di Bali bisa terlihat, mereka sekarang lebih senang
menginap di hotel atau vila yang ada di pinggir sungai (jurang) atau di
lereng tebing yang kebanyakan ada di pedesaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar